Peta Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo bertopografi datar. Terletak pada ketinggian 0 - 25 mdpl. Terbagi dalam tiga bagian (timur - tengah - barat)
Luas wilayah Kabupaten Sidoarjo: + 76.000 Ha.
Luas wilayah laut : 15.539 Ha
Jumlah Kecamatan : 18 Kecamatan
Jumlah Desa/Kelurahan : 353 Desa
Kabupaten Sidoarjo memiliki lambang segilima, berbintang satu, serta setangkai padi, depalan belas butir dan sebatang tebu lima ruas dengan bentuk bulat. Kemudian, didalamnya juga ada ikan bandeng dan ikan udang membentuk hurus S.
Lambang Kabupaten Sidoarjo itu juga memiliki panca warna yaitu biru laut, hijau, kuning, hitam dan abu-abu. Semua itu memiliki arti masing-masing, namun sayangnya jarang diketahui banyak orang, termasuk masyarakat Kabupaten Sidoarjo.
Lambang Daerah Kabupaten Sidoarjo terdiri dari 5 bagian :
1. Sebuah segilima beraturan yang sisi-sisinya berbentuk kurung kurawal melambangkan : Falsafah Pancasila yang juga mengandung arti bahwa rakyat Daerah Kabupaten Sidoarjo telah mentrapkan ajaran Pancasila dengan tertib dan pasti.
2. Sebuah bintang bersudut lima melambangkan : KeTuahanan Yang Maha Esa yang menggambarkan kehidupan ber-KeTuhanan / beragama dari rakyat Daerah Kabupaten Sidoarjo.
3. Setangkai padi, depalan belas butir dan sebatang tebu lima ruas dengan bentuk bulat melambangkan : Hasil bumi yang paling penting dalam daerah Kabupaten Sidoarjo.
Sedangkan bentuk yang membulat dari padi dan tebu tersebut menggambarkan kebulatan tekad untuk membangun masyarakat yang adil dan makmur. 18 (delapan belas) butir padi menunjukkan banyaknya Kecamatan dalam daerah Kabupaten Sidoarjo.
4. Ikan bandeng dan ikan udang membentuk hurus S melambangkan : Hasil tambak dalam daerah Kabupaten Sidoarjo. Bentuk hurus S dari ikan bandeng dan ikan udang tersebut menunjukkan huruf pertama dari Sidoarjo.
Arti Warna
1. Warna Biru Laut pada lambang berarti air yang menggambarkan bahwa Daerah Kabupaten Sidoarjo yang terkenal dengan nama : DELTA BRANTAS dikelilingi air yaitu sungai dan laut.
Warna biru laut yang terlepas dalam lingkaran padi dan tebu berarti air yang menggambarkan bahwa daerah Kabupaten Sidoarjo adalah daerah tambak yang banyak menghasilkan ikan bandeng dan ikan udang.
2. Warna dasar Hijau menggambarkan kesuburan daerah Kabupaten Sidoarjo (Delta Brantas).
3. Warna Kuning pada bintang, padi, tebu dan pita menggambarkan kesejahteraan rakyat Kabupaten Sidoarjo.
4. Warna Hitam pada tebu, ikan bandeng, ikan udang dan tulisan Kabupaten Sidoarjo menggambarkan keteguhan Iman rakyat daerah Kabupaten Sidoarjo.
5. Warna Abu-abu ikan bandeng dan ikan udang adalah warna pelengkap.
SEKILAS SEJARAH SIDOARJO
1859-2023
“Dari Tjokronegoro sampai Gus Muhdlor”
Pada tahun 1851 Sidoarjo masih bernama Sidokarie yang merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya. Saat itu Sidokarie dipimpin oleh seorang Patih yang bernama R.Ng.Djojohardjo dan dibantu oleh seorang wedono bernama Bagus Ranuwirjo.
SIDOARJO BERDIKARI
Pada tanggal 31 Januari 1859 berdasarkan keputusan Charles Ferdinand Pahud yang menjabat sejak 1856 sd 1861 sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 9 /1859 Staatsblad van Nederlandsch Indie No. 6.a Regentschap (Kabupaten) Surabaya dipecah menjadi 2, yaitu Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokarie dipimpin oleh seorang Bupati.
Kabupaten Sidokarie terdiri dari 6 Kawedanan (distrik) : 1. Djenggolo I Kawedanan Gedangan; 2. Djenggolo II Kawedanan Sidoarjo; 3. Djenggolo III Kawedanan Krian; 4. Djenggolo IV Kawedanan Taman; 5. Rawa Pulo I Kawedanan Porong; 6. Rawa Pulo II Kawedanan Bulang.
DAFTAR BUPATI SIDOARJO
BUPATI PERTAMA - TJOKRONEGORO I (1859 - 1863)
Bupati pertama Sidokare adalah RT. Notopuro bergelar TJOKRONEGORO I, putra Bupati Surabaya dan bertempat tinggal di Pandean. Pada masa pemerintahan beliau masjid ABROR di Pekauman direnovasi.
Berdasarkan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 10 / 1859 tanggal 28 Mei 1859 Staatsblad van Nederlandsch Indie No. 32 nama Kabupaten Sidokarie diganti dengan nama Kabupaten Sidho-Ardjo (sekarang Sidoarjo). Tahun 1862 Bupati Tjokronegoro I memindahkan rumah Kabupaten dari kampung Pandean ke kampung Pucang ( Wates ). Disini beliau mendirikan Masjid Jami’ ( Masjid AGUNG ) dan disebelah barat masjid dijadikan Pesarean Pendem ( Asri ). Ketika beliau wafat tahun 1863, jasad beliau disemayamkan dipesarean tersebut.
BUPATI KEDUA - TJOKORONEGORO II (1863 - 1882)
Sebagai penggantinya diangkatlah pada 28 Mei 1863 sebagai Bupati Sidoarjo ke dua dengan gelar Raden Adipati Ario TJOKRONEGORO II. Pada masa ini pembangunan Masjid Jami’ dan perbaikan pesarean Pendem dilanjutkan, ditambah dengan pembangunan kampung Mager Sari. Bupati Tjokro Negoro II dimakamkan dipesarean Botoputih Surabaya.
BUPATI KETIGA - RP. SUMODIREJO (1882)
Pengganti sementara adalah RP Sumodirejo, pindahan dari Kabupaten Tulungagung namun 3 bulan kemudian ia wafat dan dimakamkan di pesarean Pendem.
BUPATI KEEMPAT - RT. PANJI TJONDRO WINOTO (1882 - 1883)
Selanjutnya pada 25 Juni 1882 sampai 1883 Bupati Sidoarjo dijabat oleh Raden Tumenggung Panji TJONDRO WINOTO setelah sebelumnya menjabat patih di Jombang. Beliau kembali ditugaskan untuk mengisi kekosongan pemerintahan karena bupati Tjondronegoro wafat mulai tahun 1906 sampai 5 Februari 1907.
BUPATI KELIMA - RA. ADIPATI TJONDRO NEGORO I (1883 - 1906)
Pada tanggal 25 Juni 1883 Raden Adipati Tjondro Negoro I dilantik dan beliau wafat tahun 1906 dan dimakamkan di Pesarean belakang masjid Jami’.
Pada tahun 1895 beliau menyempurnakan pembangunan Mesjid Jami’ dengan pemasangan marmer untuk memperindah masjid dan menetapkan pesarean bagi para Bupati dan keluarga, Penghulu dan segenap ahlul masjid berada dipekarangan masjid Jami’
BUPATI KEENAM - RA. ADIPATI ARIO TJONDRONEGORO II (1907 - 1924)
Raden Adipati Ario Tjondronegoro II (nama aslinya RP Samiun) diangkat pada 5 Februari 1907. Setelah memerintah selama kurang lebih 18 tahun, beliau pensiun ( 1924 ). Setelah itu selama 2 tahun (1924-1926) Kabupaten Sidoarjo vakum (tidak ada Bupati, hanya ada asisten regent yang dijabat orang Belanda).
Foto Pendopo Kab.Sidoarjo tahun 1900 masih berupa Galeri peristirahatan tamu milik Pabrik Gula “Boedoeran.”
BUPATI KETUJUH - RTA. SUMODIPOETRO (1926 - 1932)
Pada 2 Juni 1926 RTA Sumodipoetro diangkat menjadi Bupati Sidoarjo. Setelah menderita sakit berkepanjangan pada tahun 1932, beliau pensiun. Selama satu tahun jabatan Bupati kosong lagi.
BUPATI KEDELAPAN - RT. SOEJADI (1933 - 1949)
Pada 27 September 1933 Raden Tumenggung Soejadi yang semula Patih Madiun diangkat menjadi Bupati.
Sejak 8 Maret 1942 hingga 15 Agustus 1945 Daerah Delta Brantas berada dibawah Kekuasaan Militer Jepang, sebagaimana halnya daerah-daerah di Indonesia lainnya. Selama masa pendudukan Jepang ini Bupati Sidoarjo tetap dijabat oleh Bupati Raden Tumenggung Soejadi
Pada 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu, didaerah-daerah mulai dibentuk badan atau perkumpulan yang bersifat Nasional. Pada saat itu yang berkuasa didaerah Delta Berantas adalah Kaigun (tentara laut Jepang). Badan – badan atau perkumpulan yang bersifat Nasional mulai dibentuk dengan nama BKR dan PTKR. Pada permulaan Maret 1946 Belanda kembali ke daerah kita. Pada waktu menduduki Gedangan Pemerintah memandang perlu untuk memindahkan pusat pemerintahan Kabupaten Sidoarjo ke Porong.
Foto udara pendopo Kab.Sidoarjo dan alun-alun tahun 1946
Pemerintahan Recomba (1946-1949). Tanggal 24 Desember 1946 Belanda menyerang Kota Sidoarjo. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dipindahkan lagi ke daerah Jombang . Sesudah Negara Jawa Timur dibentuk daerah Delta Berantas ini masuk daerah Negara Boneka tersebut. Mulai saat itu Sidoarjo berada dibawah pemerintahan Recomba yang berjalan hingga tahun 1949. Pada waktu itu Bupati Sidoarjo adalah:
BUPATI KESEMBILAN DAN KE SEPULUH - TERPUSAT KE PEMERINTAH RI (1949)
Hingga tanggal 27 Desember 1949 Belanda menyerahkan kembali Pemerintahan kepada Pemerintah Republik Indonesia.
BUPATI KESEBELAS - R. SURIADI KERTOSUPROJO (1950 - 1958)
R Suryadi Kertosoeprojo dilantik
tahun 1950 menjadi Bupati/Kepala Daerah di Kabupaten Sidoarjo.
BUPATI KEDUABELAS - H.A. CHEDORI AMIR (1958 - 1959)
H.A. Chudori Amir dilantik tahun 1958
BUPATI KETIGABELAS - R.H. SAMADIKOEN (1959 - 1964)
R.H. Samadikoen dilantik tahun 1959
BUPATI KEEMPATBELAS - KOL. POL. H.R. SOEDARSONO (1965 - 1975)
Kol.Pol. H.R. Soedharsono dilantik tahun 1965
BUPATI KELIMABELAS - KOL. POL. H. SOEWANDI (1975 - 1985)
Kol (Pol) Soewandi dilantik tahun 1975
BUPATI KEENAMBELAS - KOL. Art. SOEGONDO (1985 - 1990)
Kol (Art) Soegondo dilantik 1985
BUPATI KETUJUHBELAS - KOL. Inf. EDHI SANYOTO (1990 - 1995)
Kol (inf) Edhi Sanyoto dilantik tahun
1990
BUPATI KEDELAPANBELAS - KOL. Inf. H. SOEDJITO (1995 - 2000)
Kol (Inf). H. Soedjito dilantik tahun 1995
BUPATI KESEMBILANBELAS - Drs. H. WIN HENDRARSO, M.Si (2000 - 2010)
Drs. Win Hendrarso, M.Si dilantik tahun
2000 dan 2005.
BUPATI KEDUAPULUH - H. SAIFUL ILAH, S.H., M.Hum (2010 - 2020)
H. Saiful Ilah, SH, M.Hum dilantik
pada tahun 2010 dan 2016.
BUPATI KE DUA PULUH SATU - H. AHMAD MUHDLOR ALI, S. IP (2021 - 2024)