KOMINFO, Sidoarjo - Pemkab Sidoarjo berikan insentif kepada Tenaga Kesehatan/Nakes yang ada di Kecamatan Candi. Begitu juga kepada kader kesehatannya. Ada 9 Nakes. Mereka adalah bidan dan perawat yang praktek secara mandiri. Mereka memperoleh insentif sebesar Rp. 250 ribu perbulan. Diterima langsung enam bulan sebesar Rp. 1,5 juta. Sedangkan kader kesehatan mendapatkan honor Rp. 30 ribu perbulan. Juga diterima langsung selama 6 bulan. Sehingga mereka langsung menerima Rp. 180 ribu. Terdapat 802 kader kesehatan yang memperolehnya. Mereka kader-kader Posyandu di Puskesmas Candi dan Puskesmas Sidodadi. Dalam kesempatan itu juga diberikan fasilitas BPJS Ketenagakerjaan kepada 415 kader kesehatan.
Pagi tadi, insentif dan honor itu diserahkan simbolis oleh Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor S.IP di pendopo Delta Wibawa, Jumat, (25/8). Hadir dalam penyerahannya Wakil Ketua DPRD Sidoarjo Emir Firdaus dan Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Fenny Apridawaty serta Camat Candi Luchman Sanjaya.
Dalam sambutannya Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor menyampaikan pemberian uang insentif bukti bentuk perhatian Pemkab Sidoarjo. Dikatakannya atensi Pemkab Sidoarjo dibidang kesehatan tidak bisa dibantah lagi. Pembangunan RSUD Sidoarjo Barat buktinya. Begitu pula peningkatan pelayanan RSUD Sidoarjo. Tahun 2024, RSUD Sidoarjo berupaya naik tipe kelas pelayanan. Dari tipe B ke A. Bila terwujud, pelayanan RSUD Sidoarjo akan sejajar dengan RSUD Dr. Soetomo maupun RSPAL Dr. Ramelan.
"Di tahun 2024 kita ngotot RSUD Sidoarjo naik ke tipe A dan menjadi rumah sakit kabupaten pertama se Indonesia yang setara dengan rumah sakit tipe A milik Provinsi Jawa Timur," ucapnya.
Bupati yang akrab dipanggil Gus Muhdlor itu mengatakan selain insentif, fasilitas BPJS Ketenagakerjaan juga diberikan kepada kader kesehatan. Semua akan memperoleh jaminan asuransi kecelakaan kerja. Gratis tanpa membayar setiap bulannya. Saat ini ada 6.278 ribu kader kesehatan yang mendapatkan fasilitas tersebut. Tahun depan Pemkab Sidoarjo akan menambah penerima manfaat tersebut. Kurang lebih menjadi 13 ribu orang kader kesehatan yang akan terindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan.
"Besok tahun 2024 akan dilengkapi semua dengan BPJS Ketenagakerjaan," ucapnya yang disambut gembira kader kesehatan yang hadir.
Gus Muhdlor berharap perhatian yang diberikan dapat menambah semangat kinerja kader kesehatan. Menurutnya kader kesehatan menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan. Upaya menurunkan angka stunting dan mewujudkan wilayah ODF (Open Defecation Free) atau bebas buang air besar sembarangan seratus persen.
"Tugas kita belum selesai, kita pastikan stunting turun dan desa ODF meningkat," ucapnya. Git
Visitors : 361592